BAB V
MENELADANI SIFAT
UTAMA AL GHAZALI DAN
IBNU SINA
A. PENDALAMAN MATERI
Selanjutnya
kalian pelajari uraian berikut ini dan kalian kembangkan dengan mencari materi
tambahan dari sumber belajar lainnya
AL GHAZALI
Al
Ghazali adalah seorang ulama besar Islam, beliau adalah seorang hujjatul Islam
yang banyak menghafal hadis Nabi, beliau dikenal sebagai ahli filsafat dan
tasawuf serta banyak mengarang kitab-kitab. Pemikiran-pemikirannya membawa
pengaruh pada perubahan dunia. Mari kita mengenal sedikit tentang Imam al
Ghazali.
A. Sejarah Singkat Al Ghazali
Al
Ghazali adalah seorang ilmuwan muslim yang dapat kita jadikan acuan dalam
bersikap mempertahankan dan menyebarkan agama kita. Nama aslinya adalah
Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad Ath-Thusi, Abu Hamid al Ghazali.
Nama al Ghazali oleh sebagian ulama disandarkan pada nama daerah asalnya yaitu
daerah ghazalah di Thusi. Beliau dilahirkan di kota Thusi pada tahun 450 H.
Ayah beliau adalah seorang pengrajin kain shuf (kain yang dibuat dari bulu
domba), beliau adalah seorang fakir yang sholeh. Selain menjual kain, pekerjaan
beliau yang lain adalah mendatangi ahli fikih dan bermajelis dengan mereka.
Setiap mendengar pembicaraan ahli fikih, beliau selalu menangis dan berdo’a
agar memiliki anak seorang ahli fikih dan kiranya Allah mengabulkan do’a
beliau, al Ghazali menjadi seorang ahli fikih.
Al
Ghazali mulai belajar dikala masih kecil, beliau mempelajari fikih dari Syaikh
Ahmad bin Muhammad ar Radzakani di kota Thusi. Kemudian beliau melanjutkan
belajar ke Jurjan berguru kepada Imam Abu Natshir al Ismail, selanjutnya beliau
pergi ke Naisabur untuk belajar kepada Imam Haramain al Juwaini. Dari sinilah
belaiu berhasil menguasai fikih madhab Syafi’I dan fikih khilaf, ilmu
perdebatan, ushul fikih, mantik, hikmah dan filsafat. Setelah Imam al Haraiman
wafat, beliau pergi ke perkemahan Wazir Nidzamul Malik, beliau memenangkan
perdebatan dengan para ahli ilmuwan disana akhirnya beliau diangkat menjadi
pengajar, sehingga pada tahun 484 H beliau mulai menetap di Bagdad dan mengajar
di madrasah An Nidzamiyah pada usia 30 tahun. Dari sinilah kemudian beliau
mulai dikenal dan memiliki kedudukan yang terus meningkat.
Al
Ghazali adalah orang yang sangat jenius, beliau sangat mahir pada pembahasan
tentang fikih, tasawuf dan Ushul. Tetapi beliau lemah dalam pengetahuan tentang
ilmu hadis dan sunnah rasul. Beliau lebih menyukai ilmu filsafat, dan sering
membedah karya-karya tentang filsafat seperti karya ibnu sina dan yang
lainnya.
B. Keteladanan al Ghazali
Selain kejiniusan dan semangat
tinggi yang dimiliki al Ghazali, banyak keteladan al Ghazali yang dapat kita
jadikan panutan dalam kehidupan kita sehari-hari. Kedudukan dan ketinggian
jabatan tidak membuat beliau sombong, congkak dan lebih mencintai dunia. Bahkan
terjadi perang batin yang berkecamuk dalam hati beliau, sehingga akhirnya
beliau lebih memilih menekuni ilmu-ilmu kezuhudan. Beliau menolak jabatan yang
tinggi dan kembali beribadah hanya kepada Allah, ihlas dan memperbaiki jiwa.
Sehingga, menurut riwayat yang ada pada bulan Dzulqo’dah tahun 488 beliau
melaksanakan ibadah haji dan mengangkat saudaranya yang bernama Ahmad sebagai
penggantinya.
Al Ghazali juga dikenal sebagai
seseorang yang sangat haus akan ilmu pengetahuan, pada suatu riwayat dikisahkan
imam al Ghazali pernah berguru kepada seorang tukang sol sepatu. Beliau dengan
ikhlas melaksanakan semua perintah gurunya. Beliau tidak pernah membedakan
kedudukan siapapun. Meskipun al Ghazali dikenal memiliki sifat penyanyang dan
lembut tetapi al Ghazali adalah tokoh yang sangat tegas, beliau menolak dengan
tegas segala bentuk pemikiran filsafat metafisik non Islam, seperti filsafat
Aristoteles yang tidak dilandasi keyakinan tentang adanya Tuhan.
C. Karya-karya al Ghazali
Al Ghazali memiliki banyak
karya yang sangat diperlukan oleh manusia di dunia ini. Karya-karyanya tidak
saja dijadikan acuan ilmu pengetahuan oleh orang Islam saja tetapi para ilmuwan
baratpun menggunakan karya al Ghazali sebagai acuan keilmuwannya. Salah satu
karya al Ghazali yang paling terkenal adalah kitab ”Ihya Ulumuddin” yang
banyak dijadikan rujukan umat Islam diseluruh dunia termasuk di Indonesia dalam
hal mempelajari ilmu Tasawuf.
Diantara karya al Ghazali di
bidang ushuluddin dan Akidah antara lain :
1. Arba’in fi Ushuluddin, merupak juz ke 2 dari Jawahir
Qur’an
2. Qowaid al-’Aqo disatukan dengan Ihya Ulumuddin
jilid pertama
3. Al-Iqtishad fil I’tiqod
4. Tahaful al Falasifah ( bantahan al Ghazali terhadap
pendapat dan pemikiran filsafat dengan menggunakan kaidah madhab Asy’ariyah
5. Faishal at Tafriqah bayan al Islam wa Zamadiyah.
Selain karya-karya diatas, masih banyak lagi karya-karya al Ghazali dalam
berbagai bidang. Banyaknya karya al Ghazali menunjukkan luasnya ilmu yang
dimiliki al Ghazali, beliau adalah pakar Fikih yang menguasai Tasawwuf,
Filsafat dan ilmu kalam.
D. Kisah akhir al ghazali
Pada masa akhir sisa hidupnya,
al Ghazali mendirikan sebuah madrasah yang dekat dengan tinggalnya yaitu
madrasah khusus untuk orang-orang sufi. Beliau menggunakan waktunya untuk al
Qur'an, mempelajari hadis dan berkumpul dengan ahlinya serta melaksanakan
ibadah-ibadah lainnya sampai akhir hayatnya.
Dalam sebuah kisah, Abul Faraj Ibnul Jauzi mengisahkan
kisah wafatnya imam al Ghazali, kisah ini diperoleh dari Ahmad saudara kandung
al Ghazali dan ditulis dalam kitab Ats Tsabit Indal Mamat. Dalam kitab tersebut
dikisahkan pada subuh hari senin, saudaraku Abu Hamid (al Ghazali) berwudhu dan
sholat. Kemudian dia berkata ”bawa kemari kain kafanku”, kemudian beliau
mencium kafan tersebut dan meletakkannya diatas matanya sambil berkata bahwa
beliau telah pasrah dan siap menghadapi malaikat maut. Kemudian beliau
meluruskan kakinya dan menghadap kiblat. Beliau meninggal sebelum langit
menguning atau sebelum pagi datang. Subhanallah !
IBNU SINA
Ibnu Sina adalah seorang ahli filsafat, ilmuwan, dokter serta seorang penulis yang aktif pada jaman keemasan Islam. Pada jaman
tersebut banyak ilmuwan yang menerjemahkan buku ilmu pengetahuan yunani, Persia
dan india. Ibnu Sina di barat dikenal dengan sebutan Avicenna. Berikut biografi Ibnu Sina:
A.
Riwayat Singkat Ibnu Sina
Ibnu
Sina lahir pada tahun 370 H di Afsyahnah di daerah dekat Bukhara (sekarang
Ubekistan, Persia). Nama asli beliau adalah Abu Ali al Husayn bin Abdullah bin
Sina, memiliki gelar “Asy-Syaikh Ar-Ra’is”. Beliau berasal dari keluarga
berbangsa persi dan bermadhab ismailiyah yang terbiasa membahas masalah
keilmuan terutama bersama ayahnya. Ayahnya adalah seorang gubernur pada masa
kerajaan Samaniyah (819 M-1005 M). Ibnu Sina adalah anak yang cerdas, karena
kecerdasannya inilah membuat seorang guru menasehati ayahnya untuk tidak
memberikan pekerjaan apapun kepada Ibnu Sina kecuali mempelajari ilmu
pengetahuan.
Ibnu
Sina mulai mempelajari al Qur’an pada usia 5 tahun dan dapat menghafal al
Qur’an pada usia 10 tahun. Beliau mulai belajar sendiri setelah usianya 16
tahun, hari-harinya beliau habiskan di perpustakaan, beliau menyukai ilmu
kedokteran dan metafisik. Ibnu Sina berguru kepada Abu Muhammad an Natli
tentang ilmu al Qur’an, fikih, mantik, ilmu hisab, sains, fisika dan astronomi.
Pada usia 18 tahun beliau berhasil menjadi seorang dokter.
B.
Keteladanan Ibnu Sina
Ibnu Sina adalah seorang ilmuwan dan
ensiklopedis besar, beliau juga dikenal jenius dan memiliki daya berfikir yang
sangat kuat. Karena kejeniusannya inilah beliau dapat mempelajari berbagai
macam ilmu pengetahuan. Beliau selalu haus akan ilmu, hari-harinya dihabiskan
di dalam perpustakaan, meskipun sudah memiliki banyak karya, Ibnu Sina tidak
merasa puas atau cukup kemudian berhenti dalam mencari ilmu. Selain cerdas,
Ibnu sina adalah seorang yang taat kepada Allah, kreatif, tidak mengenal putus
asa, gigih, tabah dan tekun dalam mempelajari ilmu pengetahuan.
Ibnu Sina dikenal sebagai seorang dokter yang
handal, beliau dapat mengobati berbagai macam penyakit, tetapi ketika berhasil
mengobati pasiennya beliau tidak pernah meminta imbalan darinya.
C.
Karya-karya Ibnu Sina
Meskipun Ibnu Sina lebih menonjol pada bidang
filsafat dan kedokteran, tetapi beliau juga memiliki banyak kemampuan sehingga
banyak memberikan kontribusi bagi ilmu-ilmu lainnya. Beliau banyak menulis buku-buku
dalam bidang pengetahuan alam, matematika, astronomi, geometri, musik, bahasa,
teologi dan psikologi. Buku-buku beliau banyak diterjemahkan ke dalam bahasa
eropa dan menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi orang-orang eropa.
Ibnu Sina banyak memiliki karya baik berupa
surat-surat, buku ataupun ensiklopedia, karya beliau diperkirakan mencapai 276
buah. Diantara karya-karya Ibnu Sina adalah :
1.
Kitab Al Qanun Fith Thib
2.
Kitab Arjuzah Ibnu Sina Ath-Thibbiyah
3.
Mausu’ah Asy-Syifa’
4.
Kitab Asbab Huduts Al Huruf
D.
Kisah Akhir Ibnu Sina
Ibnu Sina meninggal pada usia 58 tahun pada
tahun 428H/1037M dalam perjalanan bersama raja Isfahan, lalu dimakamkan di
Hamadan. Bukan hanya umat Islam yang kehilangan tetapi seluruh umat yang banyak
memanfaatkan karya-karyanya terutama dalam bidang kedokteran.
KESIMPULAN
1. Al Ghazali
adalah seorang ilmuwan Islam yang mendalami bidang filsafat.
2.
Semangat al Ghazali dalam mencari dan mendalami ilmu
pengetahuan patu dijadikan contoh pagi pemuda masa sekarang.
3.
Al Ghazali dan Ibnu Sina adalah ilmuwan yang tidak
hanya diakui dan dibanggakan dikalangan umat Islam saja tetapi diakui dan
dibanggakan oleh para ilmuwan eropa atau barat.
4.
Ibnu Sina adalah seorang ilmuwan yang cerdas dan
taat kepada Allah, serta memiliki semangat yang tinggi sehingga tidak mudah
menyerah.
Ilmu penegetahuan harus selalu diimbangkan
dengan ketaatan kepada Allah swt.
Sumber: Buku Ajar Akidah Akhlak MA kelas XII K13 Kementrian Agama Tahun 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar